Satu keberhasilan kecil, lebih baik daripada seribu rencana raksasa yang tak pernah melihat pelaksanaannya.
Sedikit bicara dan banyak bertindak, lebih baik daripada banyak cerita tapi banyak alasan untuk tidak bertindak.
Jangan hidup dalam khayalan.
Hidup ini kenyataan. Maka, yang nyata-nyata sajalah.
Jangan habiskan waktu meributkan hal2 kecil, mengomentari hal2 yang
tidak perlu dikomentari, dan merumitkan diri sendiri atas hal2 yang
sepele saja. Karena tabiat ini adalah milik orang2 berpikiran kecil. Orang besar sebaliknya, bahkan urusan megah dan rumit pun, dia
selesaikan dan pahami dengan sederhana, maka sederhana dan kongkret-lah
semua urusannya.
Di negeri ini, semoga penegak hukum-nya tahu soal ini. Bukan justeru
melindungi habis2an, termasuk saat anggota keluarganya melakukan
kejahatan.
“Wahai manusia sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kamu
adalah, apabila seorang bangsawan mencuri, mereka biarkan. Akan tetapi
apabila seorang yang lemah mencuri, mereka jalankan hukuman kepadanya.
Demi Dzat yang Muhammad berada dalam genggaman-Nya.
Kalau seandainya
Fatimah binti Muhammad mencuri. Niscaya aku akan memotong tangannya.”
--HR. Bukhari Muslim
Dalam sebuah pemahaman yang baik: Kita selalu akan menunaikan kewajiban kita dengan baik, baru sibuk menuntut hak.
Kita juga selalu berusaha melakukan yang terbaik, baru sibuk menunggu yang terbaik datang untuk kita.
Kita juga senantiasa berusaha maksimal, habis2an, baru kemudian berharap yang maksimal dan habis2an tiba ke kita.
Selalu memberi, berbagi, berbuat baik, baru lantas semoga saja kebaikan itu akan kembali kepada kita.
Nah, dalam sebuah pemahaman yang sumpek, dangkal, rumus ini berjalan sebaliknya.
http://marioteguh.tumblr.com/
http://kodokpacman.blogspot.com/2013/11/quote-darwis-tere-liye-1-7-november-2013.html